Piala dunia 1930 dan 1934, Italy dan Uruguay
Inilah
bola pertama yang dipakai dalam ajang piala dunia pertama. Bentuk dan
bahan dasarnya masih primitif sekali. jika dibandingkan dengan bola
yang ada saat ini, pasti akan jauh sekali rasanya bila menggunakan bola
ini. Bola ini digunakan dalam pala dunia tahun 1930 dan 1934. Apakah
bintang sepakbola saat ini bisa bermain bagus dengan bola ini? Saya
agak ragu...
Piala dunia 1938, Prancis
Bola
ini digunakan pada saat piala dunia tahun 1938 di Prancis. Dan
tahukah anda, Indonesia pernah menjadi negara Asia pertama yang
bermain pada piala dunia ini. Waktu itu masih bernama Hindia Belanda.
Waw, dan hebatnya lagi Indonesia dibantai 6-0 oleh Hungaria. Memang
memalukan, namun setidaknya kita sempat lolos di piala dunia.
Bola yang digunakan untuk piala dunia 1942 sampai 1966 menggunakan jenis bola yang hampir sama.
Telstar, Piala dunia 1970 di Mexico dan 1974 di Jerman
Telstar
merupakan bola pertama yang dibuat oleh adidas untuk piala dunia.
Bola ini memiliki 32 bagian berwarna hitam dan putih yang berbentuk
segilima. Pemilihan warna hitam dan putih pada saat itu adalah agar
dapat dilihat dengan baik pada televisi yang masih berwarna hitam
putih. Bentuk jahitan bola ini menjadi standar umum bola sampai saat
ini (di luar FIFA tentunya).
Tango Durlast, Piala dunia 1978 di Argentina
Tango Durlast didesain dengan meningkatkan kualitas daya tahan cuaca dan mengambil inspirasi dari semangat dalam, emosi dan
keanggunan Argentina.
keanggunan Argentina.
Tango Espana, Piala dunia 1982 di Spanyol
Tango
Espana tidak berbeda jauh dibanding tango Durlast. Namun bola ini
ditambahkan teknologi tahan air, sehingga tidak menambah berat bola
apabila dipakai pada kondisi hujan.
Azteca, Piala dunia 1986 di Mexico
Azteca
merupakan bola sitetis pertama di dunia. Penggunaan bahan sintetis
ini mengakibatkan penyerapan air yang lebih rendah dan daya tahan yang
lebih baik. Desain bola ini memiliki pola seni asli bangsa aztec.
Etrusco Unico, Piala dunia 1990 di Italy
Bola
ini dikembangkan dengan teknologi sintetis yang lebih mutakhir dari
Azteca. Pergerakannya lebih hidup dan lebih cepat. Nama dan desain yang
rumit mengambil inspirasi dari sejarah Italia kuno, kontribusi dan
seni rupa dari Etruria.
Questra, Piala dunia 1994 di USA
Bola
ini memiliki lapisan berteknologi tinggi. Lapisan Questra lebih
terkendali dan jauh lebih ringan sehingga memudahkan pemain untuk
berlari. Desain Terinspirasi dari teknologi ruang angkasa dengan roket
kecepatan tinggi dan "upaya Amerika untuk bintang".
Tricolore, Piala dunia 1998 di Prancis
Bola
ini terinspirasi dari bendera Prancis yang memiliki 3 warna yaitu
Merah Biru dan putih. Tricolore merupakan bola piala dunia pertama yang
berwarna selain hitam putih. Selain itu, Adidas Tricolore menampilkan
sebuah "maju busa sintaktis" lapisan - yang ketat matriks biasa,
terdiri dari gas yang penuh, individu tertutup dan balon mikro sangat
tahan lama. Busa sintaksis lebih ditingkatkan ketahanan bola,
mengembalikan energi dan membuatnya lebih responsif.
Fevernova, Piala dunia 2002 di Jepang/Korea
Fevernova
memiliki desain yang "melenceng" dari pendahulunya. bola ini didesain
agar cocok dengan kultur khas Asia. Fevernova dibuat dari lapisan
busa sintaktis halus untuk bola yang memiliki karakteristik kinerja
keras dan tiga-lapis chassis rajutan, yang memungkinkan untuk jalur
penerbangan yang lebih tepat dan dapat diprediksi.
Teamgeist, Piala dunia 2006 di Jerman
Teamgeist
berarti semangat team dalam bahasa Jerman. Bola ini tidak lagi
menggunakan desain jahitan segilima seperti sebelumnya. Hal ini
dimaksudkan untuk memperingan dan mempermudah saat menendang. Bola ini
diakui sangat enak dipakai oleh banyak pesepakbola ternama.
Jabulani, Piala dunia 2010 di Afrika Selatan
Bola ini menggunakan teknologi baru yang dikembangkan Grip'n'Groove.
Pemain terbaik di dunia dengan bola memungkinkan suatu penerbangan
yang sangat stabil dan grip yang sempurna di segala kondisi. Bola ini
bulat sempurna dibandingkan bola sebelumnya. Selain itu bola ini sangat
ringan agar saat melayang dengan segala kondisi dapat tetap akurat.
Namun sudah banyak kritik yang pedas menerjang bola ini. Jabulani
dianggap tidak bisa diam dan liar sehingga menyulitkan kiper untuk
menangkapnya. Di fase awal pun Jabulani telah sukses mempermalukan
Robert green dari Inggris akibat blunder yang ia lakukan karena gagal menangkap Jabulani.
Jo'bulani, Final Piala Dunia 2010 di Afrika SelatanSumber: http://adaimron.blogspot.com/2011/03/daftar-bola-yang-digunakan-piala-dunia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar